Open RAN adalah salah satu teknologi paling dibicarakan dalam dunia telekomunikasi saat ini. Operator global seperti Rakuten, Vodafone, Dish, dan beberapa operator besar di Asia sudah mulai mengadopsinya secara bertahap.
Di Indonesia, Open RAN mulai sering muncul dalam diskusi operator, terutama ketika membahas efisiensi investasi, vendor diversity, dan strategi jangka panjang menuju jaringan masa depan.
Tapi sebenarnya… apa itu Open RAN? Mengapa jadi hype? Dan apa tantangannya?
Mari kita bahas dengan santai,
.
Apa Itu Open RAN?
Open RAN (Open Radio Access Network) adalah konsep jaringan radio yang terbuka dan interoperable, artinya bagian-bagian RAN (seperti radio unit, baseband, software, dan sistem manajemen) bisa berasal dari vendor yang berbeda-beda.
Kalau sebelumnya RAN seperti:
-
Radio dari vendor A
-
Baseband dari vendor A
-
Software dari vendor A
maka dengan Open RAN:
-
Radio bisa dari Vendor A
-
Baseband dari Vendor B
-
RAN Intelligent Controller (RIC) dari Vendor C
-
AI Optimization dari Vendor lain
Semua bisa dipadukan karena memakai standar open interface (O-RAN Alliance).
Mengapa Banyak Operator Tertarik ke Open RAN?
1. Vendor Diversity
Tidak lagi terkunci ke satu vendor tertentu.
Operator bebas memilih solusi berdasarkan harga dan fitur.
2. Biaya Lebih Rendah
Karena hardware dan software dipisah, operator bisa memilih perangkat yang lebih murah dan scalable.
3. Fleksibilitas
Bisa memilih software optimization berbasis AI yang lebih canggih daripada vendor tradisional.
4. Cloud-Native dan Future Ready
Open RAN biasanya berjalan di:
-
cloud infrastructure,
-
COTS server,
-
software-defined platform.
Ini cocok dengan roadmap 5G-Advanced dan 6G.
Arsitektur Open RAN: Cara Kerjanya
Secara umum Open RAN memecah RAN menjadi beberapa blok:
1. RU (Radio Unit)
Bagian antena + radio, menangani RF langsung.
2. DU (Distributed Unit)
Mengurus pemrosesan real-time (L1/L2 layer).
3. CU (Central Unit)
Mengurus non-real-time (L2/L3).
4. RIC (RAN Intelligent Controller)
Ini bagian yang paling “AI-driven”.
-
Near-Real-Time RIC (RT-RIC)
Mengoptimalkan hal-hal seperti handover, load balancing, interference, dll. -
Non-Real-Time RIC (Non-RT RIC)
Menjalankan AI/ML training dan perencanaan.
RIC inilah yang membuat Open RAN lebih cerdas dibanding RAN tradisional.
Apakah Open RAN Itu Sama dengan vRAN atau Cloud RAN?
Tidak sama.
Tapi saling berhubungan.
Open RAN
Fokus pada interoperability dan open interface.
vRAN/Cloud RAN
Fokus pada software-based RAN di cloud atau server.
Bisa saja operator punya vRAN tapi bukan Open RAN.
Bisa juga punya Open RAN yang berjalan di vRAN.
Kelebihan Open RAN
✔ Bisa memilih vendor terbaik per fungsi
✔ Biaya lebih murah (hardware & software terpisah)
✔ Mendukung inovasi AI (via RIC)
✔ Lebih fleksibel & scalable
✔ Cocok untuk rural coverage yang butuh biaya rendah
Tantangan Open RAN
Walaupun hype, Open RAN juga punya banyak tantangan:
1. Kinerja belum seoptimal vendor tradisional
Vendor besar seperti Huawei, Ericsson, Nokia sudah 20+ tahun mematangkan produk mereka.
Open RAN masih perlu mengejar performa & stabilitas.
2. Integrasi lebih kompleks
Mix-and-match vendor = integrasi lebih rumit.
3. Butuh skill baru
Engineer harus paham:
-
cloud,
-
automation,
-
RIC,
-
AI model,
-
open interface.
4. Standarisasi evolving
Masih berkembang, belum fully mature.
5. Deployment skala besar masih terbatas
Belum banyak contoh implementasi massal di pasar berkembang seperti Indonesia.
Apakah Open RAN Cocok untuk Indonesia?
Cocok, terutama untuk:
✔ Rural dan USO / BAKTI Project
Karena:
-
biaya lebih murah,
-
perangkat lebih ringan,
-
scalable,
-
bisa pakai radio murah tapi high coverage.
✔ Indoor Enterprise / Private 5G
Private network bisa pakai radio vendor C dan controller vendor D tanpa terikat ekosistem besar.
✔ Future 5G Expansion
Untuk efisiensi jangka panjang saat trafik makin padat.
Namun untuk dense urban dan high traffic, operator mungkin tetap memilih vendor tradisional yang lebih matang performanya.
Kesimpulan
Open RAN adalah konsep RAN yang lebih terbuka, fleksibel, dan berbasis AI.
Ini memberikan operator kebebasan memilih vendor terbaik dan menekan biaya, terutama untuk area rural dan proyek besar.
Namun tantangan seperti integrasi, performa, dan kesiapan ekosistem masih menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)