Dunia telekomunikasi sedang mengalami transformasi besar. Jika dulu perencanaan jaringan (network planning) sangat bergantung pada analisis manual, kini operator mulai mengadopsi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi proses perencanaan.
Bagi operator besar di Indonesia seperti Telkomsel, XL-Smart, dan IOH, tantangan utama hari ini adalah sama: bagaimana menurunkan OPEX, meningkatkan kualitas jaringan, dan mempercepat ekspansi , tanpa menambah jumlah engineer.
Di sinilah AI mulai memainkan peran yang sangat penting.
1. Dari Manual Planning ke AI Planning
Sebelum ada AI, proses planning biasanya seperti ini:
-
Engineer melakukan data collection
-
Menjalankan simulasi coverage secara manual
-
Mengevaluasi KPI
-
Membuat rekomendasi lokasi site baru
-
Mengoptimalkan parameter secara trial-error
Proses tersebut memakan waktu, tidak scalable, dan hasilnya sangat bergantung pada pengalaman engineer.
AI mengubah pola itu.
Dengan AI Planning (misalnya AI tool milik operator), sistem bisa:
-
Mengidentifikasi area berpotensi traffic tinggi di masa depan
-
Memperkirakan ROI jika site baru dibangun
-
Memprediksi kapasitas dan kebutuhan bandwidth
-
Melakukan automatic ranking kandidat lokasi site
-
Memberikan rekomendasi berdasarkan real-world behavior pelanggan
Hasilnya: pekerjaan yang dulu butuh 1 minggu, kini bisa selesai beberapa menit.
2. Mengapa Operator Mulai Pakai AI untuk Network Planning?
Beberapa alasan utama:
a. Menurunkan OPEX
AI mengurangi kebutuhan trial-error.
Misalnya bila salah build site, biaya site itu tidak akan kembali → pemborosan.
AI membantu memilih site dengan:
-
potensi traffic tertinggi,
-
ROI terbaik,
-
risiko paling kecil.
b. Menghasilkan keputusan lebih cepat
AI bisa membaca pola traffic harian, bulanan, hingga musiman dari jutaan user secara otomatis.
c. Lebih akurat dari human judgment
AI belajar dari:
-
CDR
-
PRB utilization
-
Mobility pattern
-
Payload pelanggan
-
Complaint region
dan menghasilkan prediksi berbasis data, bukan asumsi.
3. AI Planning vs. Traditional Tool (Planet)
Banyak orang bertanya:
“Kalau sudah ada AI Planning, apakah Planet tidak dibutuhkan?”
Tidak begitu.
Keduanya punya fungsi yang berbeda.
AI Planning (Operator-built AI)
Fokus pada:
-
Prediksi traffic, payload, ROI
-
Behavior pelanggan
-
Identifikasi area congestion / low-traffic
-
Ranking dan rekomendasi lokasi site
-
Perhitungan ekonomi & efisiensi spektrum
AI tidak menghitung:
-
RSRP
-
SINR
-
KPI RF
-
Interference modeling
-
3D propagation
Planet Planning Tool
Fokus pada:
-
Perhitungan RF (RSRP, SINR, Pathloss)
-
Coverage simulation
-
Antenna modeling
-
Propagation model (UM/AIM)
-
ACP (Automatic Cell Planning)
-
PCI/RSRP/RSRP overlap analysis
-
Transport / LOS analysis (Ellipse)
Dua tool ini saling melengkapi.
AI menentukan where to build (ROI, traffic, demand).
Planet menentukan how to build (coverage, RF parameter, tilt, azimuth).
4. Contoh Cara AI Mengubah Network Planning
Sebelumnya:
Engineer menganalisis drive test, CDR, KPI, lalu memutuskan butuh site baru atau tidak.
Sekarang dengan AI:
AI melihat pola:
-
Tingginya PRB utilization jam tertentu
-
Lonjakan customer di area tertentu
-
Pattern mobility (keluar-masuk area)
-
Efisiensi spektrum rendah
-
QoE jelek tapi KPI tampak normal
AI kemudian membuat scoring dan merekomendasikan:
-
“Build microcell di sisi barat gedung A”
-
“Upgrade band 2100 untuk kapasitas jam sibuk”
-
“Sector split dapat tingkatkan throughput 30%”
Engineer tinggal konfirmasi dan menjalankan eksekusi di Planet.
5. AI Tidak Menggantikan Engineer — Justru Mendukungnya
Ada mitos di kalangan engineer bahwa AI akan menggantikan peran RF planner.
Padahal faktanya:
-
AI hanya membantu decision support
-
Engineer tetap memvalidasi hasil AI
-
Planet tetap digunakan untuk perhitungan final RF
AI mempercepat planning, bukan menggantikan peran manusia.
Kesimpulan
AI telah mengubah cara operator merencanakan jaringan:
-
Dari analisis manual → otomatis
-
Dari reaktif → prediktif
-
Dari trial-error → berbasis data
-
Dari lambat → real-time
Namun AI bukan pengganti Planet.
Keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi:
-
AI Planning → Memilih area yang layak secara traffic & bisnis
-
Planet → Menghitung desain RF, coverage, interference, dan parameter teknis lainnya
Kombinasi keduanya adalah masa depan network planning di Indonesia.
Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)