B2B, B2G, dan G2G: Tiga Arah Strategi Besar di Dunia Telekomunikasi

Panji Ryan Widhi
0

 Sering kita dengar jika ada pembahasan dalam project muncul tiga istilah penting yaitu: B2B, B2G, dan G2G.


Meskipun mirip dari segi singkatan, ketiganya punya makna dan tujuan yang sangat berbeda. Yuk, kita bahas satu per satu.


💼 1. B2B (Business to Business): Kolaborasi Antar Perusahaan

Model B2B adalah bentuk kerja sama antar dua entitas bisnis.
Contohnya di dunia telekomunikasi:

  • Operator seperti Telkomsel atau XL Axiata menjual layanan connectivity, private APN, atau corporate SMS gateway ke perusahaan besar seperti bank atau perusahaan logistik.

  • Vendor global seperti Huawei, CAA, Infovista, Ericsson, Nokia menjual perangkat dan software planning tool ke operator.

B2B menekankan pada nilai komersial dan efisiensi bisnis. Prosesnya sering kali melibatkan negosiasi kontrak, Service Level Agreement (SLA), dan jangka waktu kerja sama yang panjang.

Di sinilah operator telekomunikasi mulai bertransformasi bukan hanya menjual paket data ke konsumen, tapi juga menjadi partner digital untuk enterprise.


🏛️ 2. B2G (Business to Government): Bisnis untuk Pemerintah

Model ini terjadi ketika perusahaan swasta bekerja sama dengan lembaga pemerintah.
Tujuannya bisa komersial, tapi lebih sering terkait dengan pengadaan sistem, infrastruktur, atau transformasi digital.

Contohnya:

  • Vendor atau konsultan IT menyediakan sistem e-Government untuk Kementerian.

  • Operator seluler membantu pemerintah daerah membangun jaringan internet untuk sekolah-sekolah.

Dalam proyek B2G, faktor yang paling penting bukan hanya harga, tapi juga kepatuhan regulasi, keamanan data, dan transparansi proses.

Bisa dibilang, B2G adalah jembatan antara inovasi swasta dan kebutuhan publik.


🌐 3. G2G (Government to Government): Kolaborasi Antar Negara

Kalau yang satu ini sifatnya antar pemerintah, bukan bisnis langsung.
Tujuannya biasanya strategis dan jangka panjang, mulai dari kerja sama pembangunan infrastruktur, transfer teknologi, hingga diplomasi ekonomi.

Contohnya di sektor telekomunikasi:

  • Kerja sama Indonesia – China dalam proyek pembangunan jaringan 5G dan perangkat telekomunikasi.

  • Kolaborasi Indonesia – Jepang dalam proyek digitalisasi transportasi seperti MRT dan smart city.

G2G sering menjadi fondasi besar yang kemudian menurun menjadi kerja sama B2G atau B2B.
Misalnya, setelah ada kesepakatan antarnegara, barulah vendor-vendor di bawahnya menjalankan proyeknya.


Lainnya adalah B2C : Bisnis to Customer

atau C2C : Customer to Customer seperti di shopee, tokped


🔍 Kenapa Penting untuk Dipahami oleh Engineer dan Manajer Telko?

Karena di era digital, strategi bisnis operator tidak lagi hanya fokus ke pelanggan ritel.
Sekarang operator menjadi mitra digital bagi banyak sektor, dari pemerintahan, industri, sampai antarnegara.
Pemahaman tentang model kerja sama ini akan membantu kita memahami arah proyek, stakeholder, dan prioritas yang sedang dijalankan.


💡 Insight untuk Indonesia

Jika China bisa maju pesat dalam teknologi telekomunikasi, salah satu kuncinya adalah sinkronisasi antara G2G, B2G, dan B2B.
Mereka kuat secara kebijakan, cepat secara komersial, dan solid secara eksekusi.

Indonesia pun bisa meniru langkah ini:

  • Pemerintah memperkuat ekosistem digital nasional.

  • Operator dan vendor lokal memperluas kapasitas teknologi.

  • Industri saling mendukung, bukan bersaing di level yang tidak produktif.

Dengan begitu, visi kemandirian teknologi telekomunikasi nasional bukan hanya slogan, tapi benar-benar bisa diwujudkan.

Posting Komentar

0Komentar

Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)

Posting Komentar (0)

Search Another