Bagaimana cara menaikkan throughput LTE?
Pada intinya untuk menaikkan atau meningkatkan throughput LTE adalah dengan meningkatkan RSRP level dan SINR.
Throughput LTE sangat erat kaitannya dengan MCS yang bisa didapatkan (QPSK, 16QAM, 64QAM) , semakin tinggi MCS maka semakin naik juga nilai downlink throughputnya.
Agar MCS naik, anda harus membuat SINR semakin baik, dan agar SINR semakin baik, maka yang harus dilakukan adalah meminimalkan dari segi interference level seperti :
- Mengurangi no dominant serving cell dengan memperjelas coverage site mana yang dominant ke suatu area
- Tilting (downltilt/uptilt) atau Reazimuth antenna
- Mengurangi atau menghilangkan cell yang overshoot
hingga mengurangi / reduce network load dan optimasi enode B Tx level.
Yang mungkin sering dialami oleh engineer optim adalah terjadinya kesalahan keputusan dalam mendowntilt/uptilt antenna untuk memperjelas dominant site atau menentukan cell mana yang seharusnya dominant mengcover spot-spot yang hendak diperbaiki badspotnya. Bukannya bertambah baik malah menjadikan spot bertambah buruk ketika re DT (drive test) dilakukan, tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan memanfaatkan penggunaan google earth untuk melihat kontur dan menggunakan bantuan planning tool untuk melihat best server dari site, bisa menggunakan apapun toolnya seperti atoll yg ringan diajarkan pada ecourse RF basic (http://bit.ly/belajarRF). Sehingga badspot yang dialami dapat kita tentukan sebaiknya diserving oleh cell yang mana. Uptilt atau downtiltnya nanti bergantung dari kontur dan tinggi antena, serta current configuration.
Inilah yang utama dilakukan pada optimasi LTE yaitu physical layer optimization terlebih dahulu.
Barulah ke step berikutnya yaitu parameter consistency check atau parameter tuning. Ada beberapa parameter yang sifatnya golden untuk throughput optimization, namun kita bahas satu di antaranya adalah PA dan PB berkaitan dengan RS (reference signal level) dan PDSCH.
Setiap vendor memiliki perbedaan nama parameter dalam mendefinisikan PA dan PB ini. PA dalam Nokia namanya dlrsboost, sedangkan Huawei adalah PaPcOff, lalu Ericsson crsgain, dan ZTE paforDTCH .
PB di Nokia allowPbindexZero, Huawei Pb, Ericsson pdschTypeBgain, dan ZTE pb
Jadi ada percobaan PDSCH power yang diboosting PAnya, atau yang diboost hanya PBnya saja. Contoh pada tabel di bawah ini :
Pada kondisi awal, baseline pa = 0 pb =1 kemudian TC atau test case 1 dan test case 2 dilakukan boosting pada RSnya saja dan pada PBnya saja.
Hasilnya adalah throughput meningkat baik pada TC1 maupun TC2. Lihat grafik yang saya ambil dari penelitian Xincheng Zhang berikut
Sebagai catatan perlu diketahui jika ingin memaksimalkan utilisasi PDSCH power, maka konfigurasi kombinasi PA dan PB yang dapat dipilih adalah 4 pasangan sebagai berikut :
PA = 0 PB = 0
PA = -3 PB = 1
PA = -4.77 PB = 2
PA = -6 PB = 3
Hanya saja anda mesti berhati-hati dalam melakukan boosting ini, karena juga berdampak pada capacity. Dan juga harap diingat bahwa throughput LTE yang dirasakan oleh pengguna bergantung juga pada network load atau traffic utilizationnya, jika memang loadnya sudah penuh atau PRB utilnya diatas 80%, maka DL thpnya juga akan menurun dan mempengaruhi SINR seperti yang pernah ditulis di blog ini sebelumnya pada pembahasan pengaruh load ke SINR. Maka fitur load balancing juga diperkenalkan oleh masing-masing vendor untuk meratakan load antar cell lainnya.
Untuk load memang sedikit yang bisa kita kendalikan, karena semakin banyak user maka ini akan menguntungkan operator juga, namun tentu akan mengurangi throughput LTE yang dirasakan. Sehingga yang dapat engineer lakukan adalah memastikan yang disebut di awal tadi, yaitu menimalisir interference yang ada seperti PCI interference, RSI, TAC hingga overshooting cells dan pemeriksaan config parameter radio lainnya.
Apalagi yang mempengaruhi downlink throughput LTE? ya tentu saja besar bandwidth yang digunakan, apakah 5 Mhz, 10 Mhz, 15 Mhz, atau 20 Mhz. Semakin besar bandwidth semakin tinggi kemungkinan throughput yang akan didapat karena RBnya juga semakin banyak.
Menghafalkan Resource Block mudah saja, tinggal kalikan dengan 5. misal Bw = 5 Mhz maka RB adalah 25, Bw = 15Mhz maka RB adalah 75 dan seterusnya kecuali Bw = 1.4 RB nya adalah 6 bukan 7. Lalu konfigurasi MIMO yang digunakan, makanya semakin banyak MIMO seperti pada teknologi 5G menggunakan MIMO 64T64R wah menjadi semakin berlipat lagi kecepatan downlink throughputnya. Dan MCS modulasi mana yang didapat, semakin tinggi bit rate tentu akan semakin tinggi juga throughputnya, oleh karena itu di awal pembahasan mengenai peningkatan DL/UL throughput LTE juga tidak lepas untuk meningkatkan modulasi coding scheme.
Pada intinya untuk menaikkan atau meningkatkan throughput LTE adalah dengan meningkatkan RSRP level dan SINR.
Throughput LTE sangat erat kaitannya dengan MCS yang bisa didapatkan (QPSK, 16QAM, 64QAM) , semakin tinggi MCS maka semakin naik juga nilai downlink throughputnya.
Agar MCS naik, anda harus membuat SINR semakin baik, dan agar SINR semakin baik, maka yang harus dilakukan adalah meminimalkan dari segi interference level seperti :
- Mengurangi no dominant serving cell dengan memperjelas coverage site mana yang dominant ke suatu area
- Tilting (downltilt/uptilt) atau Reazimuth antenna
- Mengurangi atau menghilangkan cell yang overshoot
hingga mengurangi / reduce network load dan optimasi enode B Tx level.
Yang mungkin sering dialami oleh engineer optim adalah terjadinya kesalahan keputusan dalam mendowntilt/uptilt antenna untuk memperjelas dominant site atau menentukan cell mana yang seharusnya dominant mengcover spot-spot yang hendak diperbaiki badspotnya. Bukannya bertambah baik malah menjadikan spot bertambah buruk ketika re DT (drive test) dilakukan, tentu kita tidak ingin hal ini terjadi. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan memanfaatkan penggunaan google earth untuk melihat kontur dan menggunakan bantuan planning tool untuk melihat best server dari site, bisa menggunakan apapun toolnya seperti atoll yg ringan diajarkan pada ecourse RF basic (http://bit.ly/belajarRF). Sehingga badspot yang dialami dapat kita tentukan sebaiknya diserving oleh cell yang mana. Uptilt atau downtiltnya nanti bergantung dari kontur dan tinggi antena, serta current configuration.
Inilah yang utama dilakukan pada optimasi LTE yaitu physical layer optimization terlebih dahulu.
Barulah ke step berikutnya yaitu parameter consistency check atau parameter tuning. Ada beberapa parameter yang sifatnya golden untuk throughput optimization, namun kita bahas satu di antaranya adalah PA dan PB berkaitan dengan RS (reference signal level) dan PDSCH.
Setiap vendor memiliki perbedaan nama parameter dalam mendefinisikan PA dan PB ini. PA dalam Nokia namanya dlrsboost, sedangkan Huawei adalah PaPcOff, lalu Ericsson crsgain, dan ZTE paforDTCH .
PB di Nokia allowPbindexZero, Huawei Pb, Ericsson pdschTypeBgain, dan ZTE pb
Jadi ada percobaan PDSCH power yang diboosting PAnya, atau yang diboost hanya PBnya saja. Contoh pada tabel di bawah ini :
Pada kondisi awal, baseline pa = 0 pb =1 kemudian TC atau test case 1 dan test case 2 dilakukan boosting pada RSnya saja dan pada PBnya saja.
Hasilnya adalah throughput meningkat baik pada TC1 maupun TC2. Lihat grafik yang saya ambil dari penelitian Xincheng Zhang berikut
Sebagai catatan perlu diketahui jika ingin memaksimalkan utilisasi PDSCH power, maka konfigurasi kombinasi PA dan PB yang dapat dipilih adalah 4 pasangan sebagai berikut :
PA = 0 PB = 0
PA = -3 PB = 1
PA = -4.77 PB = 2
PA = -6 PB = 3
Hanya saja anda mesti berhati-hati dalam melakukan boosting ini, karena juga berdampak pada capacity. Dan juga harap diingat bahwa throughput LTE yang dirasakan oleh pengguna bergantung juga pada network load atau traffic utilizationnya, jika memang loadnya sudah penuh atau PRB utilnya diatas 80%, maka DL thpnya juga akan menurun dan mempengaruhi SINR seperti yang pernah ditulis di blog ini sebelumnya pada pembahasan pengaruh load ke SINR. Maka fitur load balancing juga diperkenalkan oleh masing-masing vendor untuk meratakan load antar cell lainnya.
Untuk load memang sedikit yang bisa kita kendalikan, karena semakin banyak user maka ini akan menguntungkan operator juga, namun tentu akan mengurangi throughput LTE yang dirasakan. Sehingga yang dapat engineer lakukan adalah memastikan yang disebut di awal tadi, yaitu menimalisir interference yang ada seperti PCI interference, RSI, TAC hingga overshooting cells dan pemeriksaan config parameter radio lainnya.
Apalagi yang mempengaruhi downlink throughput LTE? ya tentu saja besar bandwidth yang digunakan, apakah 5 Mhz, 10 Mhz, 15 Mhz, atau 20 Mhz. Semakin besar bandwidth semakin tinggi kemungkinan throughput yang akan didapat karena RBnya juga semakin banyak.
Menghafalkan Resource Block mudah saja, tinggal kalikan dengan 5. misal Bw = 5 Mhz maka RB adalah 25, Bw = 15Mhz maka RB adalah 75 dan seterusnya kecuali Bw = 1.4 RB nya adalah 6 bukan 7. Lalu konfigurasi MIMO yang digunakan, makanya semakin banyak MIMO seperti pada teknologi 5G menggunakan MIMO 64T64R wah menjadi semakin berlipat lagi kecepatan downlink throughputnya. Dan MCS modulasi mana yang didapat, semakin tinggi bit rate tentu akan semakin tinggi juga throughputnya, oleh karena itu di awal pembahasan mengenai peningkatan DL/UL throughput LTE juga tidak lepas untuk meningkatkan modulasi coding scheme.
Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)