Ada yang menarik dari tulisan salah satu pakar IT Indonesia Onno W Purbo mengenai tren telekomunikasi di tahun 2017-2018, mari teman-teman simak berikut ini, kira-kira apa ya dampaknya ke kita sebagai engineer telekomunikasi? apakah tahun 2018 project telko tetap lesu seperti sekarang ini, atau bisa meningkat? apakah kita yang kontrak sana kontrak sini tetap dapat mengais rezeki di bidang ini dalam jangka panjang?
--------------------------------------------------------------------
Menjelang akhir tahun, tampaknya dunia perdukunan semakin di minati. Banyak orang menanyakan prediksi2 akan apa yang mungkin terjadi di tahun2 mendatang, khususnya tahun 2019 dimana akan terjadi pergantian pimpinan di Republik Indonesia. Salah satu topik yang sempat ditanyakan kepada saya adalah tentang strategi marketing khususnya untuk perusahaan Telco / Jasa Telekomunikasi di tahun 2018 mendatang. Berikut adalah sedikit komentar saya terhadap pertanyaan yang di ajukan.
Secara umum, bagaimana Anda melihat strategi marketing perusahaan-perusahaan telco & jasa telekomunikasi (ISP dll) di Indonesia di tahun 2017?
Sebetulnya kalau kita mau mentargetkan segmen pasar di dunia cyber, segmen ini kebanyakan isinya anak2 muda, orangnya banyak lumayan terpelajar, maunya aneh2 akibatnya sangat segmented, fokus, masing2 ada spesialisasinya / personalized lah kira-kira.
Teknik marketing yang sangat terspesialisasi, personalized ini masih jarang digunakan / diexploitasi secara maksimal oleh terutama para operator telekomunikasi. Kebanyakan teknik marketing yang di adopsi oleh perusahaan telekomunikasi adalah teknik marketing konvensional yang menyamaratakan semua pelanggan. Di samping itu, bentuk komunikasinya biasanya satu arah saja. Bukan diskusi / komunikasi dua arah. Pola2 ini biasanya akan membutuhkan biaya yang lumayan mahal.
Tren-tren pemasaran apa saja yang menonjol di tahun 2017?
Coba perhatikan cara pemasangan iklan di Google, Youtube, Facebook. Semua situs2 besar di Internet sebetulnya semua akan menggunakan teknik marketing yang sangat segmented, personalized dan customized.
Customized disini adalah, pola pemasarannya di sesuaikan dengan apa yang kita sukai, apa yang kita lakukan. Pola apa yang kita sukai, apa yang kita lakukan sebetulnya cukup mudah di ketahui dari apa yang kita "search" di Google, apa yang posting di "Facebook", apa yang kita cari di "Bukalapak".
Tidak heran kalau pola marketing yang sangat customized, dan targeted digunakan oleh banyak market place online, seperti bukalapak, tokopedia dll.
Terkait adopsi teknologi digital, apakah teknologi sudah digunakan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan telco & jasa Internet di Indonesia?
Khususnya untuk perusahaan telekomunikasi kayanya kebanyakan masih belum menggunakan pola yang segmented & customized. Kebanyakan perusahaan telekomunikasi bahkan KEMKOMINFO-nya pun masih sangat konvensional dalam memberitahukan ke pelanggan / masyarakat.
Berbeda dengan market place yang ada di atas Internet, seperti Bukalapak, Tokopedia dll. Mereka rata-rata sudah sangat menguasai pola2 yang lebih baik.
Bagaimana Anda melihat peluang perusahaan-perusahaan telco di Indonesia untuk lebih tumbuh dan berkembang di tahun 2018?
Hehehe ... perusahaan telekomunikasi itu uangnya banyak. Apalagi pasar Internet Indonesia baru 20%-an yang di garap, masih ada banyak peluang untuk menggarap lebuh besar lagi.
Dengan banyak uangnya perusahaan telekomunikasi di tambah pasar yang masih luas, perusahaan telco maupun KEMKOMINFO-nya tidak heran kalau tidak terlalu peduli pola marketing yang segmented yang perlu berfikir lebih dalam, karena dengan apa adanya pasti akan berkembang terus.
Hal ini akan berubah drastis, kalau pasar / industri telekomunikasi tidak lagi di "monopoly" oleh segelintir operator. Bayangkan kalau semua orang bisa membuat Internet sendiri, dengan kompetisi yang sangat dahsyat, di jamin bahwa perusahaan telekomunikasi kita akan dengan terpaksa menggunakan pola2 marketing yang lebih baik dari yang sekarang digunakan.
Bagaimana daya beli konsumen, apakah daya beli konsumen Indonesia makin membaik atau makin turun di tahun 2018?
Ah gak juga ... Daya beli masyarakat tetap bagus. cuma beli-nya bukan ke gerai konvensional tapi beli ke toko2 / market place online dll :) ..
Jujur, saya / istri & keluarga sekarang ini lebih banyak banyak beli ke bukalapak, tokopedia, Q10, ebay, dll. Sudah jarang beli barang ke Glodok / Mall.
Ke mall lebih banyak buat cari makan & kumpul keluarga saja :) ..
Tahun depan merupakan tahun politik, apakah kondisi tersebut akan membuat segmen menengah atas lebih berhati-hati atau menahan diri untuk spending?
Untuk mereka yang mencari nafkah dengan proyek2 ke pemerintah memang harus nahan diri.
Untuk mereka yang memperoleh rejeki-nya dari masyarakat langsung rasanya sih tidak terlalu berhati2, relatif aman2 saja. Apalagi buat mereka yang rejeki-nya banyak dari luar negeri :) ...
Menurut Anda, tren marketing seperti apa yang bakal muncul di tahun depan, terkait dengan makin masifnya pemanfaatan teknologi oleh perusahaan dan konsumen yang makin digitalize?
Yang pasti,
- Orang lebih banyak kerja dirumah dengan gadget, apalagi kalau Internet di rumah berkecepatan tinggi.
- Orang lebih suka melihat yang dia suka saja. Konsekuensinya, pola komunikasinya tidak bisa massal akan tetapi harus menggunakan pola komunikasi dua arah, spesifik & segmented sekali.
Apakah perusahaan/merek telco harus memiliki strategi khusus dalam menggarap segmen milenial?
Kalau mau serius, ya sebetulnya perlu strategi khusus.
Coba saja komunikasi ke anak2 & teman2 anak2 anda .. komunikasi dengan bahasa, media, budaya yang digunakan para milenial yang pasti tidak bisa memakai pola konvensional biasa.
Bagaimana performa dan prediksi Anda untuk industri telco tahun depan?
Ini pertanyaan yang biasanya di berikan ke para dukun :) ...
Jujur sih, bangsa ini masih banyak yang butuh jasa operator telekomunikasi. Saat ini baru 22% bangsa ini yang menikmati akses Internet dengan baik, jadi masih lebar lah pasar untuk dapat rejeki bagi industri telco. Apalagi industri ini relatif agak "monopoly" jadi santai aja buat cari rejeki.
Pertarungan sengit adanya di wilayah end user equipment seperti gadget dll ... walaupun ini kategori-nya receh Rp. 2-4 juta / gadget tapi lumayan buat cari duit kalau tahu tekniknya.
Semoga bisa bermanfaat.
Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)