AIM Model
1. Konsep Utama
-
AIM adalah generasi baru model propagasi berbasis machine learning dan AI, menggantikan pendekatan klasik seperti Okumura-Hata atau COST231.
-
Didukung neural network terlatih yang bisa memilih algoritma terbaik (misalnya diffraction vs ray-launching) sesuai kondisi di tiap titik dalam studi prediksi .
-
Cakupan frekuensi luas: 140 MHz – 80 GHz, relevan untuk 4G, 5G, hingga mmWave .
2. Komponen Propagasi yang Dimodelkan
-
Vertical components: diffraction (Epstein-Peterson multi-edge), vertical incidence angle, foliage loss, rooftop modeling .
-
Horizontal components: reflection, diffraction, ray paths → dipakai jika ray launching diaktifkan (umumnya untuk micro/pico cell) .
-
In-building penetration: mendukung basic, standard, advanced algorithms untuk menghitung out-to-in loss dan in-to-in loss .
-
Meteorological conditions: termasuk atmospheric attenuation & rain fade (penting untuk >6 GHz dan mmWave) .
-
Antenna masking: dua metode (Berg vs Original), Berg direkomendasikan karena lebih akurat, namun sebaiknya kita bandingkan kembali dengan original method.
3. AI & Machine Learning
-
AIM melakukan scene analysis untuk mengenali tipe area (dense urban, suburban, rural, dll.).
-
Setiap titik prediksi bisa diputuskan oleh AI engine apakah perlu ray-launching atau cukup difraksi klasik.
-
Neural network bisa ditingkatkan akurasinya melalui model tuning dengan data drive test .
4. Model Tuning (Kalibrasi)
-
Full tuning: hanya menggunakan data drive test → sangat akurat tapi risiko overfitting.
-
Balanced tuning: menggabungkan drive test dengan pre-calibrated dataset → lebih stabil untuk generalisasi .
-
Ada interpolasi: setelah jarak 150% d_max (drive test coverage), model kembali fallback ke pre-calibrated data .
5. Persyaratan Data (Geodata)
-
DTM (terrain heights)
-
Clutter / clutter height grids
-
Polygon files: buildings, vegetation, suspended structures
-
Environment Category files: definisi khusus untuk propagation class (Building, Vegetation, Suspended Structure, Other)
6. Kebutuhan Resource
-
AIM intensif terhadap hardware:
-
RAM rule of thumb: untuk resolusi 5m + polygon + radius 5 km → butuh 6 GB RAM per core. Misal 8 threads = ±54 GB RAM .
-
Prediction distance dan jumlah RX heights (3D slices) sangat mempengaruhi resource.
-
7. Lisensi
-
Ada dua tipe: Standalone (node-locked) & Floating (shared).
-
Lisensi dibeli dalam paket 4 Calc licenses → tiap core prediction pakai 1 license .
8. Kelebihan AIM Dibanding Model Lama (UM/Clutter-based)
-
Lebih akurat di urban padat berkat kombinasi ray-launching + AI.
-
Mendukung in-building prediction tanpa perlu indoor model terpisah.
-
Bisa otomatis menyesuaikan metode propagasi sesuai kondisi (adaptif).
-
Bisa dituning dengan lokal drive test, tapi tetap punya fallback ke pre-trained global dataset.
🎯 Insight
-
AIM adalah future-proof propagation model, siap untuk 5G, mmWave, dan use-case urban kompleks.
-
Untuk engineering: pahami proses tuning, kebutuhan hardware, serta integrasi dengan geodata agar bisa optimal.
-
akurasi tinggi di urban (Jakarta, Medan, Palembang) + dukungan untuk in-building dan rain attenuation → relevan untuk 5G rollout Indonesia.
contact local service : CAA 089637640833
Silahkan berkomentar yang baik di sini :) (no junk)